Tembakau: Penyebab utama kematian yang dapat dicegah

Tembakau merupakan penyebab utama kematian yang dapat dicegah. Untuk menjelaskan kepada masyarakat umum tentang potensi ancaman yang terkait dengan penggunaan tembakau dan mencegah mereka menggunakannya, "Hari Tanpa Tembakau Sedunia" diperingati setiap tanggal 31 Mei. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran bahaya kesehatan yang diakibatkannya di antara individu dan masyarakat luas. Penyebab utama kematian yang dapat dicegah meliputi merokok tembakau dalam bentuk rokok, pipa, hookah, bidis, dll. Selain merugikan paru-paru, praktik-praktik tersebut juga dianggap sebagai penyebab penyakit skala besar di seluruh dunia. Menurut WHO, sekitar 20% dari seluruh populasi dunia adalah perokok. Setiap 6 detik, diperkirakan satu orang meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan tembakau.

Mengapa orang merokok?

Nikotin yang terkandung dalam tembakau, ketika dibakar dan dihirup oleh perokok, akan terserap ke dalam tubuh. Memberikan sensasi "dengungan" atau "tendangan" yang tiba-tiba, menyebabkan stimulasi otak dan akhirnya kecanduan. Merokok adalah penyebab utama kematian yang dapat dicegah, dan asap rokok juga mengandung sekitar 5000 zat kimia beracun yang dapat menimbulkan efek buruk bagi tubuh jika terhirup, seperti kanker mulut, paru-paru, lambung, lidah, tenggorokan, kandung kemih, pankreas, dll. Di antara berbagai penyakit pernapasan yang dapat diakibatkannya antara lain asma, PPOK, pneumonia, dan fibrosis paru. Penyakit pembuluh darah seperti stroke, serangan jantung, hipertensi, dan gangren juga umum terjadi pada perokok berat. Kelemahan tulang, kerutan kulit, tukak lambung, nyeri otot, penyakit gigi, masalah psikotik, impotensi pada pria, dan keguguran pada ibu hamil adalah beberapa masalah lain yang terkait dengan merokok.

Apa itu Asap Bekas?

Dengan inhalasi tidak langsung, yaitu dari merokok di tempat umum dan merokok di rumah oleh anggota keluarga atau orang lain, risiko terkena dampak negatif tetap sama. Oleh karena itu, seorang perokok tidak hanya membahayakan tubuhnya sendiri tetapi juga menyebabkan kerugian yang signifikan bagi orang lain di sekitarnya. Studi mengungkapkan bahwa perempuan yang menikah dengan perokok memiliki risiko 25% lebih tinggi terkena efek berbahaya yang terkait dengan merokok dibandingkan mereka yang menikah dengan bukan perokok. Bahkan anak-anak dari orang tua perokok memiliki risiko tinggi terkena infeksi pernapasan seperti pneumonia. asma dan kanker paru-paru, dsb. Berbicara mengenai ibu hamil yang terpapar asap rokok, mereka memiliki risiko keguguran yang tinggi dan sering melahirkan bayi dengan kelainan bawaan dan berat badan lahir rendah.

Bagaimana Cara Berhenti Merokok?

Meskipun Anda mungkin merasa gelisah dan ingin merokok selama berminggu-minggu, tekad yang kuat sudah cukup untuk berhenti merokok. Anda perlu merenungkan kesehatan Anda di masa depan dan risiko yang Anda timbulkan bagi keluarga, teman, dan masyarakat secara umum. Jika Anda kurang bertekad, mencari bantuan dokter dapat membantu. Selain konseling yang tepat, dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk mencegah keinginan merokok.

Menurut Dr TLN Swamy, Konsultan HOD Pulmonologi, Rumah Sakit CAREManfaat pengobatan berhenti merokok dapat dirasakan hampir seketika. Tekanan darah stabil 20 menit setelah berhenti merokok, detak jantung kembali normal, kadar oksigen membaik dalam 24 jam, rasa dan penciuman membaik dalam 48 jam, batuk dan sesak dada membaik dalam sebulan, dan risiko penyakit jantung berkurang hingga setengahnya dalam setahun, risiko stroke hilang dalam 5 tahun, risiko kanker berkurang setengahnya dalam 10 tahun, dan risiko kematian akibat penyakit terkait rokok hilang dalam 15 tahun. Mengingat risiko yang terkait, tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok.