icon
×

Buta Warna

Buta warna bermanifestasi sebagai ketidakmampuan membedakan warna-warna tertentu, yang dapat memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka secara halus namun signifikan. Kondisi ini menyulitkan individu untuk membedakan berbagai warna, terutama merah dan hijau. Memahami buta warna, jenis, penyebab, dan gejalanya sangat penting untuk deteksi dan penanganan dini. 

Apa itu Buta Warna? 

Juga dikenal sebagai defisiensi penglihatan warna (PKV), buta warna adalah suatu kondisi yang mengganggu kemampuan seseorang untuk memahami warna secara akurat. Kondisi ini terjadi ketika sel kerucut, sel peka cahaya di retina, tidak berfungsi dengan baik. Sel kerucut ini bertanggung jawab untuk memproses cahaya dan mengirimkan sinyal ke otak, sehingga menciptakan mekanisme untuk membedakan berbagai warna. 

Jenis-jenis Buta Warna 

Buta warna terwujud dalam berbagai bentuk, yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mempersepsi warna secara berbeda. 

  • Buta Warna Merah-Hijau: Jenis yang paling umum adalah buta warna merah-hijau, yang mencakup dua subtipe: 
    • Deuteranomali: Ini adalah jenis buta warna yang paling umum yang menyebabkan warna hijau tertentu tampak lebih merah. 
    • Protanomali: Jenis ini membuat beberapa warna merah terlihat lebih hijau dan kurang cerah. 
  • Buta Warna Biru-Kuning: Meskipun kurang umum, kondisi ini juga ada dalam dua bentuk. 
    • Tritanomali: Jenis ini membuat sulit membedakan warna biru dari hijau dan kuning dari merah. 
    • Tritanopia: Menyebabkan kesulitan yang lebih parah dalam membedakan kombinasi warna ini. 
  • Buta Warna Total: Bentuk yang paling langka adalah buta warna total atau monokromasi, di mana seseorang tidak dapat melihat warna sama sekali. Kondisi ini memengaruhi sekitar satu dari 33,000 orang. 

Penyebab Buta Warna 

Berikut ini adalah penyebab umum buta warna: 

  • Faktor Genetika: Kondisi ini biasanya diwariskan dan diturunkan melalui gen pada kromosom X. Pola pewarisan ini menjelaskan mengapa buta warna merah-hijau lebih sering menyerang pria daripada wanita. Mutasi pada gen tertentu, seperti OPNILW, OPNIMW, dan OPNISW, dapat menyebabkan berbagai jenis defisiensi penglihatan warna dengan memengaruhi fungsi sel kerucut di retina. 
  • Selain faktor genetik, buta warna juga dapat diperoleh di kemudian hari melalui: 
    • Penyakit kronis seperti diabetes, glaukoma, dan multiple sclerosis dapat menyebabkan hilangnya penglihatan warna. 
    • Kecelakaan atau stroke yang memengaruhi retina atau area otak tertentu juga dapat mengakibatkan buta warna. 
    • Antibiotik & tekanan darah Obat-obatan berpotensi memengaruhi persepsi warna. 
    • Paparan bahan kimia industri juga dapat menyebabkan timbulnya kekurangan penglihatan warna. 
    • Proses penuaan alami dapat menyebabkan buta warna. 

Gejala Buta Warna 

Buta warna sering kali tidak disadari, karena individu tersebut mungkin tidak menyadari bahwa mereka mempersepsi warna secara berbeda. 

  • Gejala utama buta warna adalah kesulitan membedakan warna-warna tertentu, terutama merah dan hijau. Penderita buta warna mungkin kesulitan membedakan berbagai gradasi warna tersebut. Beberapa orang mungkin juga bingung membedakan warna biru dan kuning. 
  • Pada anak-anak, tanda-tandanya dapat berupa penggunaan warna yang salah saat menggambar, seperti daun berwarna ungu pada pohon atau menunjukkan kurangnya minat dalam kegiatan mewarnai. 
  • Orang dewasa mungkin kesulitan memahami materi berkode warna atau lampu lalu lintas. Menariknya, beberapa individu dengan defisiensi merah-hijau belajar mengasosiasikan warna yang 'tepat' dengan objek, misalnya menyebut daun pohon sebagai hijau, meskipun mereka melihatnya secara berbeda. 

Diagnosis Buta Warna 

Mendiagnosis buta warna melibatkan beberapa tes untuk menilai kemampuan seseorang dalam memahami warna secara akurat. 

  • Tes Ishihara: Tes ini banyak digunakan oleh spesialis mata di seluruh dunia dan terdiri dari pelat-pelat dengan titik-titik berwarna yang membentuk angka atau bentuk. Pola-pola ini terlihat oleh mereka yang memiliki penglihatan warna normal, tetapi sulit bagi mereka yang memiliki defisiensi warna merah-hijau. Sensitivitas tes ini berkisar antara 96.55% hingga 98.28%, tergantung pada jumlah kesalahan yang diizinkan. 
  • Anomalioskop: Tes diagnostik ini dianggap sebagai standar emas untuk tes penglihatan warna. Pasien diminta untuk mencocokkan berbagai sumber cahaya, sehingga memungkinkan evaluasi persepsi warna yang akurat. 
  • Tes Farnsworth D-15 dan Farnsworth Munsell 100 Hue: Tes ini melibatkan penataan kepingan warna secara berurutan, membantu menentukan jenis dan tingkat keparahan buta warna. 

Pengobatan Buta Warna 

Meskipun tidak ada obat untuk buta warna bawaan, berbagai strategi dapat membantu mengelola kondisi tersebut. 

  • Lensa kontak dan kacamata khusus dapat meningkatkan kontras warna, sehingga memudahkan membedakan rona warna. Alat bantu ini tidak menciptakan warna baru, tetapi meningkatkan persepsi warna bagi sebagian orang. 
  • Teknologi juga berperan, dengan aplikasi dan perangkat lunak membantu orang mengidentifikasi warna di lingkungan sekitar mereka. 
  • Bagi mereka yang mengalami buta warna bawaan, mengobati kondisi yang mendasarinya atau menyesuaikan pengobatan dapat memperbaiki penglihatan warna. 
  • Menyesuaikan rutinitas harian, seperti mengatur pakaian berdasarkan warna atau menghafal posisi lampu lalu lintas, sangatlah penting. 

Kapan Harus ke Dokter 

Konsultasikan dengan dokter mata atau dokter spesialis mata jika Anda kesulitan membedakan warna, terutama merah dan hijau. Deteksi dini sangat penting bagi anak-anak, terutama jika ada riwayat keluarga dengan defisiensi penglihatan warna atau jika mereka kesulitan dengan tugas-tugas yang berhubungan dengan warna. 

Pencegahan 

Meskipun buta warna yang diwariskan tidak dapat dicegah, seseorang dapat mengambil beberapa tindakan pencegahan untuk menurunkan risiko buta warna yang didapat, seperti: 

  • Pemeriksaan mata rutin sangat penting untuk memantau kesehatan mata dan mengidentifikasi potensi masalah sejak dini. 
  • Gaya hidup sehat dapat menjaga penglihatan. Pola makan yang mengandung sumber vitamin dan mineral yang baik asam lemak omega-3, ditemukan pada ikan air dingin, dan antioksidan dari sayuran hijau berdaun dapat mendukung kesehatan mata. 
  • Melindungi mata dari sinar UV dengan mengenakan kacamata hitam dan menjaga kebersihan lensa kontak dengan baik merupakan tindakan pencegahan yang penting. 
  • Mempraktikkan aturan 20-20-20 dapat membantu mengurangi ketegangan mata (Melihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik setelah setiap 20 menit menatap layar) dan potensi masalah penglihatan bagi mereka yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar. 

Kesimpulan  

Buta warna sangat memengaruhi cara seseorang memandang dunia di sekitarnya. Artikel ini telah membahas berbagai jenis, penyebab, dan gejala kondisi ini, serta menekankan pentingnya deteksi dini dan diagnosis yang tepat. Tes yang tersedia, seperti pelat Ishihara dan anomaloskop, memainkan peran penting dalam mengidentifikasi kekurangan penglihatan warna secara akurat. Meskipun tidak ada obat untuk buta warna turunan, berbagai strategi dan alat dapat membantu orang mengelola kondisi mereka secara efektif. 

FAQ 

1. Siapa saja yang terkena buta warna? 

Buta warna memengaruhi sekitar 8% pria dan 0.5% wanita di seluruh dunia. Kondisi ini dapat terjadi pada orang-orang dari segala usia, tetapi biasanya terdeteksi pada masa kanak-kanak. 

2. Seberapa umumkah buta warna? 

Buta warna memengaruhi sekitar 350 juta orang di seluruh dunia. Pada pria India, prevalensinya adalah 3.89% dan pada wanita 0.18%. 

3. Bisakah kita menyembuhkan buta warna? 

Saat ini, belum ada obat untuk buta warna turunan. Mengatasi penyebab dasar buta warna turunan dapat meningkatkan penglihatan warna. Lensa dan kacamata khusus dapat meningkatkan persepsi warna pada beberapa individu, sehingga memudahkan mereka membedakan rona warna. 

4. Bagaimana saya tahu kalau saya buta warna? 

Tanda-tanda buta warna meliputi kesulitan membedakan warna tertentu, terutama merah dan hijau. Anda mungkin kesulitan mengerjakan tugas-tugas yang berkaitan dengan warna atau menyadari bahwa Anda melihat warna secara berbeda. 

5. Makanan apa yang boleh dikonsumsi penderita buta warna? 

Meskipun diet tidak dapat menyembuhkan buta warna, nutrisi tertentu mendukung kesehatan mata secara keseluruhan. Makanan yang kaya vitamin A, C, dan E serta asam lemak omega-3 dapat bermanfaat bagi fungsi mata. Sayuran berdaun hijau, buah-buahan berwarna-warni, produk susu, ikan, dan kacang-kacangan adalah pilihan yang baik. 

6. Seberapa seriuskah buta warna? 

Buta warna umumnya tidak parah dan tidak memengaruhi penglihatan secara keseluruhan. Namun, kondisi ini dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari, pendidikan, dan pilihan karier. 

7. Apakah buta warna bisa hilang? 

Buta warna yang diwariskan adalah kondisi seumur hidup dan tidak akan hilang. Namun, jika buta warna didapat karena masalah kesehatan atau pengobatan, mengobati penyebabnya dapat meningkatkan penglihatan warna. 

8. Pada usia berapa buta warna dapat dideteksi? 

Buta warna biasanya terdeteksi pada masa kanak-kanak, biasanya antara usia 4 dan 10 tahun. Kondisi ini sering terlihat jelas ketika anak-anak kesulitan melakukan aktivitas berbasis warna atau menunjukkan kesulitan mengidentifikasi warna tertentu. 

9. Siapa saja yang berisiko terkena buta warna? 

Laki-laki memiliki risiko buta warna yang lebih tinggi karena faktor genetik. Mereka yang memiliki riwayat keluarga buta warna, terutama dari pihak ibu, lebih mungkin mengalaminya. Kondisi sistemik tertentu, seperti diabetes, multiple sclerosis, dan glaukoma, dapat meningkatkan risiko buta warna. Selain itu, paparan bahan kimia atau obat-obatan tertentu dapat menyebabkan defisiensi penglihatan warna.

Dr

'like' Tim Medis CARE

Hubungi Kami


+91
* Dengan mengirimkan formulir ini, Anda setuju untuk menerima komunikasi dari CARE Hospitals melalui panggilan, WhatsApp, email, dan SMS.

Masih ada pertanyaan?

Telepon

+ 91-40-68106529

Temukan Rumah Sakit

Perawatan di dekat Anda, Kapan Saja