Meskipun delirium dapat terjadi pada semua usia, kondisi ini lebih umum terjadi pada orang dewasa di atas 65 tahun. Kondisi medis serius ini ditandai dengan berbagai gejala, termasuk kebingungan, pola pikir yang tidak teratur, dan perubahan emosi yang biasanya berkembang pesat. Panduan komprehensif ini membahas semua hal yang perlu diketahui pasien dan pengasuh tentang delirium, mulai dari tanda-tandanya yang samar hingga strategi penanganan dan teknik pencegahan yang efektif.
Apa itu Delirium?
Delirium merupakan sindrom neurobehavioral yang ditandai dengan fluktuasi status mental, disorientasi, kebingungan, dan perilaku yang tidak pantas. Berbeda dengan singkat akal, yang berkembang perlahan selama bertahun-tahun, delirium muncul dengan cepat (dalam hitungan jam atau hari), dan gejalanya sering berfluktuasi sepanjang hari.
Jenis-jenis Delirium
Ahli saraf mengidentifikasi tiga jenis utama delirium berdasarkan tingkat aktivitas dan gejala:
Delirium hiperaktif: Melibatkan peningkatan agitasi, kegelisahan, dan seringkali halusinasi. Pasien mungkin tampak cemas, agresif, atau menolak perawatan.
Delirium hipoaktif: Jenis delirium yang paling umum namun sering terlewatkan, ditandai dengan rasa kantuk yang tidak biasa, lesu, dan berkurangnya respons. Pasien tampak menarik diri atau "tidak fokus".
Delirium campuran: Melibatkan gejala bergantian antara keadaan hiperaktif dan hipoaktif, dengan pasien beralih antara kegelisahan dan kelesuan.
Gejala dan Tanda Delirium
Gejala utama delirium adalah kebingungan yang biasanya memburuk di malam hari. Pasien mengalami:
Berkurangnya kesadaran akan lingkungan
Keterampilan berpikir yang buruk dan masalah memori
Gangguan kognitif jangka panjang dan penurunan fungsi
Diagnosis Delirium
Dokter mendiagnosis kondisi delirium melalui kombinasi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan penilaian status mental. Proses diagnosis seringkali meliputi:
Tes darah untuk memeriksa infeksi, ketidakseimbangan elektrolit, dan fungsi organ
Pencitraan otak (CT atau MRI) ketika penyebab neurologis diduga
Elektroensefalogram (EEG) untuk menilai pola gelombang otak
Tinjauan pengobatan untuk mengidentifikasi obat-obatan yang berpotensi berkontribusi
Beberapa penelitian menunjukkan protein pengikat kalsium S-100 B berpotensi berfungsi sebagai penanda delirium.
Pengobatan untuk Delirium
Perawatan dimulai dengan mengatasi penyebab yang mendasarinya sambil menciptakan lingkungan penyembuhan yang optimal. Perawatan yang efektif meliputi:
Manajemen infeksi, gangguan metabolisme, atau penyebab lain yang teridentifikasi
Menyesuaikan dosis obat penyebab delirium
Memiliki hidrasi, nutrisi, dan pola tidur yang tepat
Mendukung mobilitas sambil memastikan keselamatan pasien
Memberikan orientasi melalui jam, kalender, dan objek yang familiar
Kapan Harus ke Dokter
Anggota keluarga atau pengasuh harus mencari pertolongan medis jika mereka melihat perubahan mendadak dalam cara berpikir, kesadaran, atau perilaku orang yang mereka cintai. Lebih lanjut, dokter harus segera mengevaluasi pasien di rumah sakit yang menunjukkan kebingungan, disorientasi, atau rasa kantuk yang tidak normal.
Pencegahan
Strategi pencegahan menargetkan faktor risiko melalui intervensi multikomponen. Langkah-langkah pencegahan yang efektif meliputi:
Orientasi rutin, bersama dengan stimulasi kognitif
Dorong mobilitas dan aktivitas fisik dini bila diperlukan secara medis
Bangun kebiasaan tidur dengan mengurangi kebisingan dan pencahayaan yang tepat
Manajemen nyeri yang efektif
Menggunakan alat bantu visual dan pendengaran bila diperlukan
Meminimalkan penggunaan obat-obatan yang tidak diperlukan dan menghindari pembatasan fisik
Kesimpulan
Jika Anda bertanya tentang cara paling ampuh untuk mengatasi delirium, jawabannya adalah deteksi dini. Dokter kini menggunakan alat yang tervalidasi seperti Metode Penilaian Kebingungan untuk mengidentifikasi kasus dengan cepat. Selain itu, mereka menggunakan pendekatan perawatan komprehensif untuk mengatasi penyebab yang mendasarinya. Meskipun obat-obatan terkadang membantu mengatasi gejala, intervensi non-farmakologis merupakan landasan perawatan yang tepat.
Pertanyaan Umum (FAQ)
1. Bisakah Anda pulih sepenuhnya dari delirium?
Pemulihan dari delirium sangat bervariasi antar individu. Sebagian besar pasien pulih dalam beberapa hari atau minggu, tergantung pada kondisi kesehatan dasar dan tingkat keparahan onset. Dalam beberapa kasus, pasien dapat terus mengalami masalah selama berbulan-bulan setelah episode awal. Umumnya, mereka yang sebelumnya sehat memiliki hasil pemulihan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang mengelola penyakit kronis atau terminal.
2. Bagaimana cara mencegah delirium?
Pencegahan merupakan pendekatan yang paling efektif untuk menangani delirium.
Pastikan hidrasi dan nutrisi yang tepat
Mempromosikan kebiasaan tidur yang baik dan siklus tidur-bangun yang teratur
Gunakan kacamata, alat bantu dengar, dan dukungan sensorik lainnya
Jaga agar objek, foto, dan kalender yang familiar tetap terlihat untuk orientasi
Jaga lingkungan tetap tenang dengan pencahayaan alami di siang hari dan kegelapan di malam hari
3. Apakah ada tes darah untuk delirium?
Delirium tidak dapat didiagnosis hanya dengan tes darah. Diagnosisnya terutama bergantung pada penilaian klinis menggunakan alat skrining khusus seperti Metode Penilaian Kebingungan (CAM).
Tes laboratorium membantu mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya daripada mendiagnosis delirium itu sendiri.
Tes umum meliputi hitung darah lengkap, elektrolit, glukosa, fungsi hati dan ginjal.
Analisis urin sering membantu mendeteksi infeksi saluran kemih yang kerap memicu delirium.