icon
×

Dislokasi

Dislokasi adalah cedera luar biasa yang terjadi ketika tulang-tulang pada sendi bergeser dari posisi normalnya. Memahami jenis-jenis dislokasi, penyebabnya, dan perawatan yang tersedia sangat penting untuk perawatan dan pemulihan yang tepat. Artikel ini membahas gejala-gejala dislokasi, potensi komplikasi, dan metode diagnosis. Artikel ini juga membahas pilihan perawatan dislokasi, strategi pencegahan, dan kapan harus mencari pertolongan medis. Dengan mempelajari tentang dislokasi, individu dapat lebih melindungi diri dan mengetahui cara merespons jika cedera ini terjadi. 

Apa itu Dislokasi? 

Dislokasi adalah cedera sendi. Dislokasi terjadi ketika ujung dua atau lebih tulang yang terhubung terlepas sepenuhnya. Dislokasi terjadi ketika ligamen menerima tekanan ekstrem, yang menyebabkan tulang-tulang di sendi terdorong keluar dari posisi normalnya. Cedera ini dapat terasa nyeri dan untuk sementara waktu menyebabkan deformasi serta melumpuhkan sendi. Sendi adalah tempat bertemunya dua tulang di dalam tubuh, yang memungkinkan pergerakan dan memberikan dukungan dari ujung kepala hingga ujung kaki. 

Dislokasi dapat terjadi pada sendi mana pun di tubuh, tetapi beberapa di antaranya lebih umum daripada yang lain. Bahu adalah sendi yang paling sering mengalami dislokasi, diikuti oleh jari, patela (tempurung lutut), siku, dan pinggul. 

Jenis-jenis Dislokasi 

Dislokasi dapat terjadi pada banyak sendi di seluruh tubuh, masing-masing dengan karakteristik dan tantangan uniknya sendiri, seperti: 

  • Dislokasi Bahu: Cedera tersebut terjadi saat tulang humerus (tulang lengan atas) terdorong keluar dari soket bahu, khususnya akibat terjatuh atau selama olahraga kontak. 
  • Dislokasi Jari: Mereka sering mempengaruhi buku jari tengah 
  • Dislokasi Pergelangan Tangan: Disebut juga dislokasi sendi tangan, dislokasi pergelangan tangan dapat melibatkan salah satu dari delapan tulang pergelangan tangan kecil. 
  • Dislokasi Siku: Dislokasi ini membutuhkan kekuatan yang signifikan dan seringkali disertai fraktur. Dislokasi ini dapat menjepit saraf dan pembuluh darah, sehingga memerlukan perhatian medis segera.
  • Dislokasi Tempurung Lutut (Patellar): Dislokasi patela sering terjadi pada remaja, terutama anak perempuan. Tempurung lutut bergeser ke samping, keluar dari alurnya, menyebabkan nyeri dan kesulitan menggerakkan lutut. 
  • Dislokasi Pinggul: Dislokasi pinggul terjadi akibat cedera berat seperti kecelakaan lalu lintas dan dapat menyebabkan komplikasi serius. Kebanyakan dislokasi pinggul terjadi ke belakang, menyebabkan kaki yang terkena terputar ke dalam. 
  • Dislokasi Pergelangan Kaki dan Kaki: Meskipun jarang terjadi, hal ini dapat terjadi pada kecelakaan parah atau cedera olahraga.

Dislokasi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berikut berdasarkan sejauh mana tulang-tulang pada sendi bergeser: 

  • Dislokasi Lengkap: Dislokasi lengkap (luksasi) terjadi ketika tulang-tulang di sendi sepenuhnya terpisah dan terdorong keluar dari tempat sendi. 
  • Dislokasi Parsial: Dislokasi parsial (subluksasi) terjadi ketika tulang tertarik atau terdorong keluar sebagian dari tempat sendi. 

Penyebab dan Faktor Risiko Dislokasi 

Dislokasi dapat terjadi karena berbagai alasan, dengan beberapa sendi lebih rentan daripada yang lain. Berikut beberapa penyebab umum dislokasi: 

  • Air terjun: Jatuh adalah penyebab paling umum dislokasi. Gaya yang diteruskan ke sendi saat tubuh menyentuh tanah, yang sering dikombinasikan dengan gerakan memutar, dapat memutar sendi hingga terlepas dari soketnya. 
  • Kegiatan Terkait Olahraga: Olahraga kontak seperti sepak bola dan hoki memiliki risiko lebih tinggi, terutama dislokasi bahu. Olahraga lain yang melibatkan potensi jatuh, seperti ski lereng, senam, dan bola voli, juga dapat mengakibatkan dislokasi. 
  • Kecelakaan: Kecelakaan kendaraan bermotor (mobil atau sepeda motor) merupakan penyebab utama dislokasi.

Faktor-faktor tertentu meningkatkan risiko dislokasi. Faktor-faktor ini meliputi: 

  • Laki-laki antara masa remaja dan usia 30 tahun ATAU wanita berusia 61-80 tahun karena dislokasi bahu. 
  • Memiliki riwayat ketidakstabilan sendi atau kondisi seperti sindrom Ehlers-Danlos, yang melemahkan jaringan ikat, juga meningkatkan risiko. 

Gejala Dislokasi 

Dislokasi sangat memengaruhi sendi yang terkena, menyebabkan berbagai gejala yang nyata. Gejala-gejala tersebut meliputi: 

  • Rasa sakit yang hebat pada area yang terluka 
  • Pembengkakan 
  • Memar di sekitar sendi 
  • Sendi yang tampak cacat atau tidak pada tempatnya 
  • Area yang terkena mungkin terasa nyeri saat disentuh 
  • Ketidakmampuan untuk menggerakkan atau menggunakan sendi yang terkilir 
  • Mati rasa, kelemahan, atau sensasi kesemutan di dekat lokasi cedera 
  • Kejang otot di area yang terkena 
  • Cedera Saraf Skiatik (dengan dislokasi pinggul) 

Komplikasi 

Dislokasi dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius jika tidak ditangani atau ditangani dengan benar. Komplikasi ini dapat meliputi: 

  • Meningkatnya risiko dislokasi di masa depan 
  • Fraktur pada tulang di sekitar sendi 
  • Kerusakan pada jaringan lunak di sekitarnya, termasuk ligamen, saraf, dan pembuluh darah, dapat mengakibatkan ketidakstabilan jangka panjang, kelemahan, atau mati rasa di area yang terkena. 
  • Dislokasi yang parah dapat mengganggu aliran darah ke anggota tubuh. Hal ini dapat menyebabkan kematian jaringan (nekrosis) jika tidak segera ditangani. 
  • Infeksi merupakan komplikasi yang jarang terjadi namun serius, terutama jika kulit terluka selama dislokasi. Infeksi ini dapat menyebar ke tulang, menyebabkan osteomielitis, yang sulit diobati. 

Diagnosa 

Dokter pertama-tama akan memeriksa sendi yang terkena dan area di sekitarnya. Pasien akan ditanyai tentang gejala dan kondisi yang menyebabkan cedera. Dokter mungkin akan melakukan beberapa tes, termasuk: 

  • Sinar X: Sinar-X pada sendi biasanya merupakan tes pencitraan pertama yang diperintahkan untuk mengonfirmasi dislokasi dan mendeteksi adanya fraktur terkait. 
  • Pemindaian Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI): MRI dapat mendeteksi kerusakan jaringan lunak di sekitarnya seperti ligamen dan tendon. Hal ini sangat membantu untuk dislokasi bahu dan lutut, yang dapat menyebabkan robekan labial atau cedera rotator cuff. 
  • Pemindaian Tomografi Terkomputasi (CT): Ini memberikan gambaran tulang secara rinci dan dapat membantu dalam penanganan dislokasi kompleks, khususnya pada siku atau pinggul. 
  • Ultrasound: Alat ini memungkinkan evaluasi jaringan lunak secara real-time dan dapat membantu menilai cedera otot rotator.

Pengobatan Dislokasi 

Penanganan dislokasi berfokus pada mengembalikan sendi ke posisi yang benar, sebuah proses yang dikenal sebagai relokasi atau reduksi tertutup. Prosedur ini hanya boleh dilakukan oleh ahli, karena mencoba memposisikan ulang sendi sendiri dapat menyebabkan komplikasi serius. 

Setelah relokasi, penanganan sering kali melibatkan imobilisasi menggunakan belat, gendongan, atau penyangga untuk menahan sendi pada tempatnya selama penyembuhan. 

Istirahat sangat penting selama periode ini untuk menghindari tekanan pada sendi yang terkena. 

Dalam beberapa kasus, terutama untuk dislokasi parah atau yang disertai cedera terkait, pembedahan mungkin diperlukan. Tindakan ini dapat berupa perbaikan jaringan lunak yang rusak atau pemasangan kembali sendi jika reduksi tertutup tidak berhasil. 

Kapan Harus ke Dokter 

Mencari pertolongan medis segera sangat penting ketika menangani dugaan dislokasi. Sangat penting untuk tidak mencoba mendorong sendi kembali ke tempatnya sendiri atau membiarkan siapa pun yang bukan dokter terlatih menggerakkan atau menyentuh sendi yang cedera.

Segera cari pertolongan medis darurat jika Anda mengalami:

Pencegahan 

Meskipun tidak semua dislokasi dapat dicegah, Anda dapat mengambil beberapa langkah pencegahan untuk mengurangi risiko. Langkah-langkah ini meliputi: 

  • Kenakan peralatan pelindung yang tepat selama berolahraga atau melakukan aktivitas fisik dan hindari bermain saat kesakitan. 
  • Berikan tubuh Anda waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri setelah aktivitas yang intens. 
  • Selalu lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelahnya. 
  • Untuk mencegah terjatuh, jaga agar rumah dan tempat kerja Anda tetap rapi. 
  • Gunakan alat atau perlengkapan yang tepat untuk menjangkau tempat tinggi, jangan pernah berdiri di atas kursi atau meja dapur. 
  • Jika Anda kesulitan berjalan atau berisiko terjatuh, pertimbangkan untuk menggunakan alat bantu jalan atau tongkat. 
  • Menjaga berat badan yang sehat perlu dilakukan, karena berat badan berlebih dapat menimbulkan tekanan berlebihan pada persendian, terutama pinggul. 
  • Praktikkan postur tubuh yang baik untuk mengurangi ketegangan pada sendi dan pertimbangkan untuk bekerja sama dengan ahli terapi fisik guna menyusun rencana perbaikan postur tubuh. 
  • Latihan penguatan yang menargetkan kelompok otot tertentu dapat membantu menopang sendi dan mengurangi risiko dislokasi. 
  • Sertakan latihan seperti ekstensi pinggul dan abduksi dalam rutinitas Anda, tetapi konsultasikan dengan profesional kebugaran untuk membuat rencana latihan yang aman. 
  • Mengenakan perlengkapan pelindung seperti bantalan pinggul dapat membantu menyerap benturan dan melindungi sendi dari cedera bagi mereka yang berpartisipasi dalam olahraga kontak. 
  • Pertimbangkan aktivitas berdampak rendah seperti bersepeda atau berenang jika Anda memiliki riwayat masalah sendi. 

Kesimpulan  

Perhatian medis yang cepat sangat penting dalam menangani dugaan dislokasi. Diagnosis dan penanganan yang tepat, termasuk reduksi tertutup dan rehabilitasi, sangat penting untuk memulihkan fungsi sendi dan mencegah komplikasi di masa mendatang. Anda dapat melindungi sendi dan menjaga kesehatan muskuloskeletal secara keseluruhan dengan tetap mendapatkan informasi dan mengambil langkah-langkah pencegahan. 

Pertanyaan Umum (FAQ)

1. Apa yang menyebabkan dislokasi? 

Dislokasi menyebabkan nyeri hebat, pembengkakan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan sendi yang terkena secara normal. Dalam beberapa kasus, dislokasi dapat menyebabkan mati rasa atau sensasi abnormal pada anggota tubuh yang terkena. 

2. Apakah dislokasi menyakitkan? 

Ya, dislokasi biasanya sangat menyakitkan. Rasa sakitnya biasanya langsung terasa dan parah, terutama saat mencoba menggerakkan atau membebani bagian yang cedera. 

3. Apa pertolongan pertama pada dislokasi? 

Pertolongan pertama untuk dislokasi meliputi imobilisasi anggota tubuh yang cedera untuk mencegah cedera lebih lanjut. Topang area yang cedera dengan bidai, gendongan, atau bantal darurat. Tinggikan anggota tubuh jika memungkinkan untuk mengurangi pembengkakan. Kompres es yang dibungkus handuk untuk meredakan nyeri dan mengendalikan pembengkakan, dan segera hubungi dokter Anda. 

4. Bisakah dislokasi direduksi? 

Reposisi dislokasi hanya boleh dilakukan oleh dokter terlatih. Mencoba merelokasi sendi yang terdislokasi sendiri dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada jaringan, saraf, dan pembuluh darah di sekitarnya. 

5. Berapa lama waktu pemulihan untuk dislokasi? 

Waktu pemulihan dislokasi bervariasi dan bergantung pada sendi yang terdampak serta tingkat keparahan cedera. Umumnya, sendi yang terdislokasi membutuhkan waktu sekitar 6 hingga 8 minggu untuk pulih sepenuhnya. 

6. Apa yang harus dilakukan segera setelah dislokasi? 

Segera setelah dislokasi, segera cari pertolongan medis darurat. Sambil menunggu pertolongan, jaga agar sendi yang cedera tetap diam dan tertopang. Kompres es untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak. Jangan mencoba mengembalikan sendi ke tempatnya sendiri.

Dr. Anurag Kawle

'like' Tim Medis CARE

Hubungi Kami


+91
* Dengan mengirimkan formulir ini, Anda setuju untuk menerima komunikasi dari CARE Hospitals melalui panggilan, WhatsApp, email, dan SMS.

Masih ada pertanyaan?

Telepon

+ 91-40-68106529

Temukan Rumah Sakit

Perawatan di dekat Anda, Kapan Saja