icon
×

Palpitasi jantung

Jantung berdebar kencang atau berdebar tak terduga, yang dikenal sebagai palpitasi, dapat mengganggu dan seringkali membuat orang bertanya-tanya tentang kesehatan jantung mereka. Palpitasi jantung adalah kejadian umum yang memengaruhi banyak orang di beberapa titik dalam hidup mereka. Meskipun mengkhawatirkan, dalam kebanyakan kasus, kondisi ini tidak berbahaya dan tidak mengindikasikan kondisi serius yang mendasarinya. 

Apa itu Jantung Palpitasi? 

Palpitasi jantung adalah sensasi yang membuat Anda merasa jantung berdebar kencang, berdebar-debar, atau berdebar-debar. Sensasi ini dapat terjadi di dada, tenggorokan, atau leher. Palpitasi jantung dapat terjadi kapan saja, bahkan saat istirahat atau beraktivitas normal. Sensasi ini biasanya berlangsung beberapa detik atau menit, tetapi terkadang lebih lama. 

Meskipun mungkin mengejutkan, palpitasi jantung biasanya umum terjadi. Sekitar 16% orang mengunjungi dokter umum mereka karena keluhan palpitasi. Palpitasi jantung umumnya tidak berbahaya; dalam kasus yang jarang terjadi, palpitasi dapat mengindikasikan kondisi jantung yang lebih serius yang memerlukan perawatan. 

Penyebab Jantung Berdebar 

Berikut ini adalah beberapa alasan umum terjadinya palpitasi jantung: 

  • Faktor Emosional: Kegelisahan, tekanan, atau serangan panik sering memicu sensasi ini. 
  • Pilihan Gaya Hidup: Konsumsi kafein, nikotin, obat-obatan terlarang, dan alkohol dapat menyebabkan palpitasi. 
  • Aktivitas Fisik yang Kuat: Aktivitas fisik selama berolahraga dapat menyebabkan jantung berdebar.  
  • Setelah Makan: Beberapa orang mungkin mengalami jantung berdebar-debar setelah mengonsumsi makanan berat yang kaya gula, karbohidrat, rempah-rempah, MSG, monosodium glutamat, dan lemak. 
  • Obat-obatan: Obat-obatan tertentu seperti dekongestan, inhaler asma, pil diet, dan obat untuk tiroid yang kurang aktif dapat menyebabkan palpitasi sebagai efek samping. 
  • Kondisi Sistemik: Kondisi medis tertentu, termasuk gangguan tiroid, anemia, dan gula darah rendah, dapat menyebabkan jantung berdebar-debar. 
  • Faktor Hormonal: Perubahan hormonal selama kehamilan atau mati haid juga dapat berkontribusi. 
  • Kondisi Jantung: Palpitasi jantung terkadang disebabkan oleh kondisi jantung yang mendasarinya, seperti aritmia atau masalah katup. 
  • Faktor Elektrolit: Ketidakseimbangan elektrolit dan rendahnya kadar oksigen dalam darah merupakan penyebab potensial tambahan. 

Gejala Jantung Berdebar 

Palpitasi jantung sering kali terwujud sebagai meningkatnya kesadaran terhadap detak jantung seseorang. 

Meskipun palpitasi jantung tidak selalu serius, terkadang dapat mengindikasikan masalah jantung yang mendasarinya. Palpitasi dapat berupa denyut nadi yang terlalu cepat (takikardia) atau detak jantung yang lambat (bradikardia). Terkadang, seseorang mungkin mengalami pusing, nyeri dada, atau sesak napas bersamaan dengan palpitasi. 

Penting untuk dicatat bahwa palpitasi dapat terjadi bahkan ketika irama jantung normal, dan tidak semua orang dengan palpitasi akan memiliki gejala yang nyata. 

Faktor Risiko 

Beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya palpitasi jantung, seperti: 

  • Perempuan dan individu yang ditetapkan sebagai perempuan saat lahir lebih rentan terhadap sensasi ini. 
  • Makanan yang kaya MSG, nitrat, atau natrium dapat meningkatkan risiko jantung berdebar. 
  • Peningkatan denyut jantung dan volume darah untuk mendukung bayi selama kehamilan sering menyebabkan gejala ini. 
  • Infeksi saluran cerna yang menyebabkan muntah dan diare dapat meningkatkan risiko jantung berdebar-debar. 
  • Kurangnya tidur dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya palpitasi jantung. 
  • Kehilangan darah yang parah juga dapat meningkatkan risiko gejala ini. 
  • Dehidrasi juga berdampak pada terjadinya palpitasi jantung. 
  • Faktor gaya hidup juga berperan. Konsumsi kafein berlebihan, penggunaan obat pencahar, dan kecemasan dapat menyebabkan palpitasi jantung. 

Komplikasi 

Meskipun palpitasi jantung biasanya tidak berbahaya, terkadang palpitasi dapat mengindikasikan masalah yang lebih serius, seperti: 

  • Palpitasi yang disebabkan oleh penurunan tekanan darah yang signifikan atau detak jantung tidak teratur dapat menyebabkan pingsan karena berkurangnya aliran darah ke otak. 
  • Jika tidak diobati, palpitasi jantung yang berkepanjangan atau sering, terutama yang disebabkan oleh aritmia, dapat melemahkan jantung seiring waktu, yang mungkin menyebabkan gagal jantung. 
  • Palpitasi jantung akibat penyakit kardiovaskular yang mendasarinya dapat menyebabkan situasi yang mengancam jiwa, seperti stroke, gagal jantung, atau serangan jantung mendadak. 

Diagnosa 

Diagnosis palpitasi jantung mencakup pendekatan komprehensif, seperti: 

  • Riwayat Medis dan Evaluasi Fisik:
    • Dokter akan membahas gejala dan riwayat penyakit sistemik pasien, serta melakukan pemeriksaan fisik. Mereka mendengarkan detak jantung menggunakan stetoskop dan mencari tanda-tanda kondisi yang mendasarinya. 
  • Tes laboratorium: 
    • Tes darah untuk memeriksa anemia, kekurangan vitamin, atau ketidakseimbangan hormon. 
    • Elektrokardiogram (EKG) membantu mengukur aktivitas listrik jantung. 
    • Pemantauan Holter untuk merekam irama jantung secara terus-menerus selama lebih dari 24 jam atau lebih 
    • Dokter dapat menggunakan pemantauan kejadian untuk palpitasi yang lebih jarang, sehingga memungkinkan pasien untuk merekam aktivitas jantung mereka saat gejala muncul. 
    • Ekokardiogram untuk mendeteksi aliran darah dan masalah struktur pada jantung. 

Pengobatan Palpitasi Jantung 

Pendekatan untuk mengobati palpitasi jantung bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Seringkali, tidak diperlukan pengobatan khusus jika palpitasi jantung tidak disebabkan oleh kondisi serius. 

  • Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan obat yang tepat untuk mengendalikan kondisi jika masalah medis teridentifikasi. 
    • Jika kondisi jantung menyebabkan palpitasi, dokter akan meresepkan beta-blocker, penghambat saluran kalsium, atau obat antiaritmia. 
    • Obat tiroid 
    • Elektrolit 
    • Terapi hormonal 
  • Penyesuaian Gaya Hidup: Bagi sebagian orang, perubahan gaya hidup dapat membantu mengelola palpitasi. Perubahan ini dapat mencakup pengurangan asupan kafein dan alkohol, berhenti merokok, dan mengelola stres melalui metode relaksasi. 
  • Intervensi Bedah: Dalam kasus langka di mana obat-obatan tidak efektif, prosedur seperti ablasi kateter atau implantasi alat pacu jantung mungkin dipertimbangkan. 

Kapan Harus ke Dokter 

Meskipun palpitasi jantung seringkali tidak berbahaya, beberapa situasi tertentu memerlukan perhatian medis. Hubungi dokter Anda jika Anda mengalami palpitasi yang disertai gejala lain seperti: 

  • Sakit dada 
  • Pusing 
  • Pingsan 
  • Hilang kesadaran 
  • Kebingungan 
  • Sesak napas 
  • Keringat yang tidak biasa 
  • Nyeri pada lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung atas 
  • Jantung yang beristirahat berdetak lebih dari 100 kali per menit 

Pencegahan 

Beberapa perubahan gaya hidup dapat efektif dalam mencegah palpitasi jantung, termasuk: 

  • Mengurangi stres melalui praktik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam membantu mengelola gejala. 
  • Menghindari pemicu seperti kafein, nikotin, dan minuman berenergi sangatlah penting. 
  • Tetap terhidrasi dengan minum banyak air dapat mencegah jantung berdebar-debar akibat dehidrasi. 
  • Pola makan seimbang yang diperkaya dengan buah-buahan, sayur-sayuran, dan produk biji-bijian utuh sambil membatasi lemak jenuh dan makanan olahan mendukung kesehatan jantung. 
  • Olahraga teratur memperkuat jantung dan mengurangi stres, tetapi penting untuk mengidentifikasi jenis olahraga yang bermasalah. 
  • Mencatat episode dan membagikannya dengan dokter membantu dalam mengidentifikasi masalah yang memerlukan perawatan. 
  • Individu dapat secara efektif mengurangi atau menghilangkan palpitasi jantung dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan dengan melakukan perubahan ini. 

Kesimpulan  

Memahami palpitasi jantung memiliki dampak signifikan terhadap pengelolaan kesehatan seseorang secara efektif. Meskipun seringkali tidak berbahaya, sensasi ini terkadang dapat menandakan adanya penyakit yang mendasarinya. 
Masalah yang perlu diperhatikan. Dengan mengenali berbagai penyebabnya, mulai dari pemicu sehari-hari seperti kafein hingga kondisi medis yang lebih serius, orang dapat mengambil beberapa langkah proaktif untuk mengelola kesehatan jantung mereka. Penting untuk diingat bahwa meskipun terdapat faktor risiko tertentu, palpitasi jantung dapat memengaruhi siapa pun di berbagai tahap kehidupan. 

Bagi mereka yang mengalami gejala yang terus-menerus atau mengkhawatirkan, berkonsultasi dengan dokter akan memastikan diagnosis dan perawatan yang tepat jika diperlukan. Dengan tetap terinformasi dan memperhatikan tubuh kita, kita dapat dengan percaya diri menghadapi palpitasi jantung dan menjaga kesehatan kardiovaskular kita. 

FAQ 

1. Siapa yang terdampak? 

Palpitasi jantung dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih umum terjadi pada wanita dan orang yang dikategorikan perempuan saat lahir. Palpitasi dapat terjadi pada berbagai tahap kehidupan, termasuk masa remaja, kehamilan, dan menopause. 

2. Kapan orang mengalami palpitasi? 

Palpitasi jantung dapat terjadi secara tiba-tiba pada waktu yang berbeda-beda, sering kali dipicu oleh kecemasan, stres, asupan kafein, konsumsi alkohol, atau obat-obatan tertentu. Palpitasi juga dapat terjadi saat berolahraga atau saat berbaring di malam hari. 

3. Apakah palpitasi jantung akan hilang? 

Kebanyakan palpitasi jantung tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya. Mengurangi asupan kafein, mengelola stres, dan menghindari pemicu dapat membantu meringankan gejala. Namun, palpitasi yang persisten atau parah mungkin memerlukan perhatian medis. 

4. Kapan saya harus khawatir tentang palpitasi jantung? 

Segera cari pertolongan medis jika palpitasi disertai rasa tidak nyaman atau nyeri dada, sesak napas, pusing, atau pingsan. Konsultasikan juga dengan dokter jika palpitasi sering terjadi, memburuk seiring waktu, atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan. 

5. Berapa lama saya akan mengalami palpitasi jantung? 

Durasi palpitasi jantung bervariasi. Kebanyakan episode hanya berlangsung beberapa detik atau menit. Namun, beberapa orang mungkin mengalaminya lebih lama, terutama jika terdapat kondisi yang mendasarinya. 

6. Bagaimana cara menghentikan palpitasi? 

Untuk mengurangi palpitasi jantung, cobalah teknik relaksasi seperti bernapas dalam atau meditasi. Hindari pemicu seperti kafein, nikotin, dan alkohol. Aktivitas fisik teratur dan menjaga gaya hidup sehat juga dapat membantu mengendalikan gejala. 

7. Berapa lama palpitasi jantung berlangsung? 

Palpitasi jantung biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit. Namun, dalam beberapa kasus, palpitasi dapat berlangsung lebih lama. Jika palpitasi berlangsung lama atau sering terjadi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. 

Hubungi Kami


+91
* Dengan mengirimkan formulir ini, Anda setuju untuk menerima komunikasi dari CARE Hospitals melalui panggilan, WhatsApp, email, dan SMS.

Masih ada pertanyaan?

Telepon

+ 91-40-68106529

Temukan Rumah Sakit

Perawatan di dekat Anda, Kapan Saja