icon
×

Digital Media

15 Januari 2024

Bisakah Kulit Gatal Jadi Tanda Kanker? Begini Kata Dokter

Kulit gatal, juga dikenal sebagai pruritus, dapat terjadi karena beberapa faktor, termasuk reaksi alergi terhadap makanan, kambuhnya gejala musim dingin seperti eksim, dan penyakit kronis seperti penyakit hati, ginjal, atau tiroid. Namun, penyebab kulit gatal yang paling mengkhawatirkan adalah kanker, yang terjadi ketika sel-sel dalam tubuh mulai berkembang biak secara tak terkendali dan menyebabkan tumor. Untuk memahami lebih lanjut tentang kaitannya, kami berbincang dengan Dr. Deepak Koppaka, Konsultan Senior Onkologi Medis, CARE Hospitals, HITEC City, Hyderabad.

Apa itu Pruritus Paraneoplastik?

“Kanker tertentu dapat menyebabkan kulit gatal, dan gejala ini dikenal sebagai pruritus paraneoplastik,” kata Dr. Koppakka.

Pruritus paraneoplastik, yang juga dikenal sebagai pruritus kronis, didefinisikan sebagai rasa gatal yang berlangsung selama lebih dari 6 minggu, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Dermatologic Therapy, yang menambahkan bahwa hal itu dapat dikaitkan dengan keganasan internal seperti kanker.

Studi ini juga menyoroti bahwa gatal kronis telah dilaporkan pada pasien dengan limfoma, yang merupakan kanker yang dimulai pada sel-sel sistem limfatik.

Kanker dan Kulit Gatal: Apa Hubungannya?

Dr. Koppaka mengatakan, “Gatal pada kulit yang berkaitan dengan kanker dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan mekanisme pastinya bergantung pada jenis dan stadium kanker.”

Berikut adalah beberapa alasan mengapa kanker dapat menyebabkan gatal:

  • Respons Peradangan: Menurut dokter, sel kanker dapat memicu respons peradangan dalam tubuh. Pelepasan zat kimia dan sitokin tertentu sebagai bagian dari proses peradangan dapat memicu rasa gatal.
  • Pelepasan Histamin: Beberapa jenis kanker dapat menyebabkan pelepasan histamin, suatu senyawa yang terlibat dalam reaksi alergi. Histamin dapat merangsang ujung saraf di kulit, yang menyebabkan rasa gatal.
  • Penyumbatan Aliran Darah atau Limfatik: Tumor dapat menyumbat pembuluh darah atau limfatik, menyebabkan penumpukan cairan. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan, iritasi, dan gatal pada kulit.
  • Disfungsi Hati: Kanker yang memengaruhi hati dapat mengganggu fungsinya. Disfungsi hati dapat menyebabkan penumpukan garam empedu di kulit, yang menyebabkan gatal.
  • Sindrom Paraneoplastik: Beberapa kanker menghasilkan zat yang memengaruhi kulit dan organ lain dengan cara yang tidak berkaitan langsung dengan keberadaan fisik tumor, kata Dr. Koppaka. Ia menambahkan, "Hal ini dapat menyebabkan sindrom paraneoplastik, termasuk pruritus."

Perlu dicatat bahwa kulit gatal belum tentu merupakan kanker. Berbagai kondisi non-kanker juga dapat menyebabkan gatal.

Namun, jika gatalnya menetap, tidak diketahui penyebabnya, atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, sebaiknya segera konsultasikan ke penyedia layanan kesehatan, saran dokter.

Evaluasi Medis Dapat Memastikan Diagnosis Anda

Untuk mengetahui secara pasti apakah kulit gatal berhubungan dengan kanker, sebaiknya penderitanya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional atau dokter. 

Evaluasi medis menyeluruh akan dilakukan, yang meliputi pemeriksaan fisik, tinjauan riwayat medis, dan tes diagnostik.

Tes diagnostik dapat mencakup tes darah, studi pencitraan, dan, jika perlu, biopsi untuk mengonfirmasi keberadaan kanker.

Kesimpulan

Jika suatu penyakit dalam tubuh menetap, harus segera ditangani. Penting untuk dicatat bahwa sesuatu yang umum seperti kulit gatal bisa menjadi tanda kanker. Oleh karena itu, jika gejalanya menetap dan tidak kunjung hilang meskipun telah menerapkan praktik kebersihan yang tepat, konsultasikan dengan dokter dan lakukan evaluasi medis harus diprioritaskan.

Tautan Referensi

https://www.onlymyhealth.com/can-itchy-skin-be-a-sign-of-cancer-or-not-1704362266