13 Maret 2024
Ingin sebungkus keripik? Mungkin sudah waktunya untuk mengevaluasi kembali pola makan Anda. Sebuah studi baru yang diterbitkan di The BMJ menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan ultra-olahan seperti permen, keripik, dan daging kemasan secara teratur dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular hingga 50%.
Namun, bukan itu saja. Makanan-makanan ini juga dikaitkan dengan peningkatan signifikan penyakit lain, dengan studi menemukan peningkatan sebesar 32% dalam kejadian kondisi seperti kanker, diabetes tipe 2, masalah kardiovaskular, masalah gastrointestinal dan pernapasan, depresi, dan kecemasan.
Tahukah Anda bahwa sektor makanan ultra-olahan di India telah mengalami pertumbuhan yang pesat? Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bekerja sama dengan Dewan Riset Hubungan Ekonomi Internasional India (ICRI), sektor ini tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 13.37% antara tahun 2011 dan 2021 – salah satu tingkat pertumbuhan tertinggi di dunia.
Penulis laporan memperingatkan bahwa tren peningkatan ini perlu dikekang melalui intervensi kebijakan untuk mencegah krisis obesitas di India serupa dengan apa yang sudah dialami beberapa negara Barat.
Menurut G Sushma, ahli gizi klinis, Rumah Sakit CARE, Banjara Hills, Hyderabad, tren peningkatan ini dapat dikaitkan dengan beberapa alasan, seperti urbanisasi dan perubahan gaya hidup, globalisasi dan pengaruh pasar, serta semakin terbatasnya waktu yang menyertai gaya hidup modern.
Bagi yang belum tahu, makanan ultra olahan Produk-produk tersebut dicirikan oleh proses industri yang ekstensif dan penggunaan aditif, pengawet, perasa, dan zat-zat lainnya. Contoh umum produk-produk tersebut antara lain minuman ringan, keripik, kerupuk, mi instan, sereal sarapan manis, dan makanan cepat saji.
Makanan ultra-olahan dapat memiliki efek buruk pada kesehatan karena beberapa alasan, jelas Sushma:
a. Komposisi miskin nutrisi: Makanan-makanan ini sering kali kekurangan nutrisi dan serat penting, karena mengalami pemrosesan yang ekstensif dan mengandung zat aditif, pengawet, dan perasa.
b. Penambahan gula dan lemak yang berlebihan: Makanan ultra-olahan sering kali memiliki kadar gula tambahan, lemak tidak sehat, dan garam yang tinggi, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan, masalah kardiovaskular, dan masalah kesehatan lainnya.
c. Rasa kenyang lebih rendah: Makanan tersebut mungkin kurang memuaskan dan menyebabkan konsumsi berlebihan, sehingga menyebabkan obesitas dan masalah kesehatan terkait.
d. Dampak pada kesehatan metabolisme: Penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi makanan ultra-olahan dan meningkatnya risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan masalah kesehatan lainnya.
e. Mikrobiota usus: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan ultra-olahan dapat memberikan pengaruh negatif terhadap komposisi mikrobiota usus, yang berperan penting dalam kesehatan secara keseluruhan.
Mengurangi konsumsi makanan ultra-olahan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, manajemen berat badan yang lebih baik, dan penurunan risiko penyakit kronis, kata Sushma. Sangat penting bagi individu, komunitas, dan pembuat kebijakan untuk bekerja sama dalam mendorong lingkungan pangan yang lebih sehat.
Untuk mengurangi konsumsi makanan ultra-olahan, individu dapat mengambil langkah-langkah berikut:
a. Masak di rumah: Siapkan makanan menggunakan bahan-bahan segar dan utuh untuk mengontrol kualitas makanan dengan lebih baik.
b. Baca label: Waspadai label makanan dan hindari produk dengan jumlah aditif, pengawet, dan gula tambahan yang tinggi.
c. Pilih makanan utuh: Prioritaskan buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, protein rendah lemak, dan makanan yang diproses secara minimal dalam pola makan Anda.
d. Batasi makanan cepat saji dan makanan dibawa pulang: Kurangi frekuensi makan di luar dan pilih alternatif yang lebih sehat jika memungkinkan.
e. Mendidik dan meningkatkan kesadaran: Dorong inisiatif masyarakat, program edukasi, dan kampanye kesadaran untuk memberi tahu masyarakat tentang dampak makanan ultra-olahan terhadap kesehatan.
Tautan Referensi
https://indianexpress.com/article/lifestyle/food-wine/indians-ultra-processed-foods-illnesses-how-to-quit-9207974/