13 November 2023
Di tengah hiruk pikuk musim perayaan, saat meja-meja berderit dibanjiri hidangan mewah, ada sebuah konsep Jepang yang mengajak kita untuk berhenti sejenak, merenung, dan mensyukuri karunia yang ada di hadapan kita—Itadakimasu. Pada intinya, Itadakimasu lebih dari sekadar frasa yang diucapkan sebelum makan; ini adalah ungkapan rasa syukur dan perhatian yang mendalam yang tertanam kuat dalam budaya Jepang.
Diterjemahkan sebagai “Saya dengan rendah hati menerima,” Itadakimasu mengakui upaya kolektif yang dilakukan untuk menghadirkan makanan ke meja—dari para petani dan produsen hingga tangan-tangan yang menyiapkan makanan.
Menurut koki Vaibhav Bhargava, CHO Vietnamese Kitchen and Bar, frasa ini membedakan dirinya dari 'Arigato Gozaimasu' yang lebih umum karena mencakup spektrum rasa syukur yang lebih luas.
“Ketika seseorang menggunakan Itadakimasu, mereka tidak sekadar mengungkapkan rasa terima kasih kepada individu yang bertanggung jawab atas penanaman, persiapan, dan penyajian makanan; mereka juga mengakui keberadaan entitas ilahi dan jalinan hubungan serta upaya rumit yang berkontribusi pada perjalanan makanan dari sumber hingga ke meja makan,” jelas Bhargava.
Ia mencatat bahwa tradisi Jepang ini memiliki beberapa kesamaan dengan tradisi India, yaitu memanjatkan doa dan rasa syukur kepada Tuhan sebelum menyantap hidangan. "Dalam kedua tradisi tersebut, terdapat rasa kerendahan hati dan pengakuan yang sama akan pentingnya gizi dalam kehidupan manusia. Tindakan bersyukur kepada kekuatan yang lebih tinggi, baik di Jepang maupun India, menggarisbawahi hubungan spiritual yang mendalam antara makanan dan rezeki."
Dr Sushma Kumari, Ahli Gizi, Rumah Sakit CARE, Banjara Hills, Hyderabad, menekankan bahwa konsep Itadakimasu juga dapat membantu menikmati pola makan penuh kesadaran, terutama selama perayaan hari raya ketika seseorang cenderung makan berlebihan, dan bahkan mengurangi pemborosan makanan.
Perhatikan ukuran porsi dan usahakan untuk meminimalkan pemborosan makanan. Hargai sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan makanan dengan berusaha mengonsumsi apa yang Anda sajikan.
Dr. Kumari menyarankan penerapan prinsip makan penuh kesadaran (mindful eating) Itadakimasu dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun hubungan yang lebih sadar dan menyenangkan dengan makanan. Berikut beberapa cara untuk melakukannya.
a. Ekspresikan rasa syukur: Luangkan waktu sebelum setiap kali makan untuk mengekspresikan rasa syukur atas makanan di piring Anda, orang-orang yang berkontribusi, dan sumber daya yang memungkinkan hal itu terjadi.
b. Makan dengan penuh kesadaran: Perlambat dan nikmati makanan Anda. Perhatikan warna, aroma, tekstur, dan rasanya. Hindari gangguan seperti TV atau ponsel pintar saat makan agar dapat berkonsentrasi penuh pada makanan.
c. Kontrol porsi: Sesuaikan porsi makan Anda dengan porsi yang wajar dan hindari makan berlebihan. Dengarkan sinyal lapar dan kenyang dari tubuh Anda untuk membantu Anda menjaga hubungan yang seimbang dan sehat dengan makanan.
d. Memasak dengan penuh kesadaran: Jika Anda terlibat dalam persiapan makanan, lakukanlah dengan penuh kesadaran dan kehati-hatian. Perhatikan bahan-bahannya, proses memasaknya, serta cinta dan usaha yang Anda curahkan untuk hidangan Anda.
e. Kurangi sampah makanan: Sadarilah sampah makanan dan cobalah untuk meminimalkannya dengan merencanakan makanan Anda, menggunakan sisa makanan secara kreatif, dan membuat kompos dari sisa makanan jika memungkinkan.
Tautan Referensi
https://indianexpress.com/article/lifestyle/food-wine/japanese-practice-itadakimasu-mindful-eating-diwali-festive-season-9021746/