7 Juli 2025
New Delhi: Dalam praktik klinis, semakin banyak perempuan di usia awal hingga pertengahan 40-an yang mengalami berbagai masalah nonspesifik namun persisten, termasuk kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, perubahan suasana hati, kesulitan berkonsentrasi, dan ketidaknormalan ringan pada siklus menstruasi. Gejala-gejala ini seringkali muncul tanpa adanya perubahan gaya hidup yang signifikan atau penyakit yang diketahui, sehingga banyak orang bingung tentang apa yang menyebabkan perubahan tersebut. Dalam kebanyakan kasus, gejala-gejala awal ini mengindikasikan transisi hormonal yang alami namun seringkali terlewatkan: perimenopause, juga disebut klimakterik - tahap sebelum menopause di mana kadar estrogen dan progesteron mulai berfluktuasi.
Dalam interaksi dengan TV9 English, Dr. Manjula Anagani, Penerima Penghargaan Padmashree, Direktur Klinis, Ginekolog Robotik & HOD, Care Vatsalya, Institut Wanita dan Anak, Rumah Sakit CARE, Banjara Hills, Hyderabad, menguraikan perimenopause untuk wanita di usia 40-an.
Perimenopause adalah masa sebelum menopause, di mana ovarium secara bertahap memproduksi lebih sedikit estrogen. Biasanya dimulai pada awal hingga pertengahan usia 40-an, tetapi beberapa orang mengalami gejala jauh lebih awal.
Yang membuat tahap ini sulit dilalui adalah karena seringkali tidak terlihat. Wanita masih mengalami menstruasi, tetapi mungkin menjadi tidak teratur. Tes darah mungkin tidak menunjukkan apa pun yang mengkhawatirkan. Meskipun demikian, tubuh sedang mengalami perubahan hormonal yang nyata.
Perubahan Suasana Hati Bukanlah "Bereaksi Berlebihan"
Salah satu indikator awal perimenopause seringkali bersifat emosional. Banyak wanita melaporkan merasa lebih mudah tersinggung, khawatir, atau depresi tanpa penyebab yang jelas. Ini bukan perubahan kepribadian, melainkan fluktuasi hormonal yang memengaruhi neurotransmiter seperti serotonin dan dopamin. Sayangnya, di banyak rumah tangga di India, perubahan suasana hati ini dianggap sebagai terlalu banyak berpikir atau dikaitkan dengan stres eksternal. Hanya sedikit wanita yang ditanya apakah perasaan mereka mungkin bersifat biologis. Akibatnya, banyak orang berjuang dalam diam.
Kabut otak tidak hanya terjadi di kepala Anda.
Gejala lain yang umum, namun sering diabaikan, adalah kabut otak. Kata-kata datang dengan lambat. Fokus bergeser. Ingatan terasa kurang tajam. Bagi perempuan yang terbiasa memainkan banyak peran, hal ini mungkin menjengkelkan.
Perubahan-perubahan ini tidak menunjukkan adanya masalah neurologis yang substansial. Dalam kebanyakan kasus, perubahan ini berkaitan dengan fluktuasi kadar estrogen, yang memengaruhi ketajaman kognitif dan kejernihan mental. Namun, mengabaikannya dapat menyebabkan keraguan diri dan ketegangan yang berlebihan.
Kejutan Metabolisme Lambat
Banyak perempuan berusia empat puluhan mengalami kenaikan berat badan di perut, meskipun pola makan dan tingkat aktivitas mereka tetap konstan. Ini bukan berarti mereka gagal disiplin. Seiring menurunnya kadar estrogen, sensitivitas insulin berubah, pola penyimpanan lemak pun berubah, dan metabolisme pun melambat.
Sayangnya, banyak perempuan bereaksi dengan makan terlalu sedikit atau berolahraga berlebihan, yang keduanya bisa berdampak buruk. Tubuh sungguh membutuhkan nutrisi seimbang, latihan kekuatan, dan yang terpenting, penerimaan bertahap terhadap perubahan biologis.
Mengapa Perempuan India Sering Terlewatkan
Di India, terdapat penekanan budaya pada pubertas, kesuburan, dan menopause, sementara sebagian besar mengabaikan dekade-dekade di antaranya. Banyak perempuan tidak pernah diberi tahu tentang perimenopause atau didesak untuk memantau gejala mereka.
Akibatnya, mereka seringkali baru mengunjungi dokter setelah masalah mereka tak tertahankan. Mereka mungkin harus menjalani pemeriksaan yang tidak perlu, padahal yang sebenarnya mereka butuhkan adalah informasi, kepastian, dan dukungan hormonal.
Apa yang Dapat Membantu?
1. Mulailah percakapan sejak dini. Kesadaran memungkinkan perempuan memahami apa yang terjadi sebelum menjadi terlalu kuat.
2. Pantau perubahannya. Suasana hati, siklus menstruasi, tidur, dan tingkat energi—menulis jurnal dapat membantu Anda mengidentifikasi polanya.
3. Pertimbangkan untuk menjalani tes darah, tetapi jangan hanya mengandalkannya. Perimenopause sebagian besar didiagnosis berdasarkan gejala, bukan hasil laboratorium.
4. Konsultasikan dengan dokter kandungan Anda. Penanganannya beragam, mulai dari perubahan gaya hidup hingga bantuan hormon, dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.
Mengapa Tahap Ini Layak Diperhatikan
Perimenopause bukanlah bencana; melainkan sebuah perubahan. Namun, tanpa informasi atau bantuan, hal ini mungkin terasa seperti kehilangan kendali. Mengenali tanda-tandanya dan mendiskusikannya secara terbuka memungkinkan perempuan untuk melewati tahap ini dengan lebih percaya diri dan lebih sedikit rasa takut. Paruh baya bukanlah awal dari spiral kemerosotan; melainkan, menandai titik balik. Setiap perempuan berhak mengetahui apa yang tubuhnya katakan.
Tautan Referensi
https://www.tv9english.com/health/the-forgotten-midlife-what-women-in-their-40s-need-to-know-about-perimenopause-article-10867070.ht