icon
×

Digital Media

Epidemi menstruasi senyap: Mengapa perempuan TIDAK BOLEH menormalkan menstruasi abnormal

25 Agustus 2025

Epidemi menstruasi senyap: Mengapa perempuan TIDAK BOLEH menormalkan menstruasi abnormal

New Delhi: Bagi banyak perempuan, datangnya menstruasi selalu disertai rasa sakit, ketidaknyamanan, dan gangguan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, di berbagai klinik di India, kita sering melihat pola yang meresahkan—perempuan menganggap gejala-gejala yang sebenarnya tidak normal sebagai hal yang normal. Rasa sakit yang begitu hebat hingga mengganggu pekerjaan, pendarahan yang begitu deras hingga menyebabkan anemia, atau siklus menstruasi yang berganti-ganti tak terduga dari satu bulan ke bulan berikutnya, dianggap remeh sebagai "bagian dari menjadi seorang perempuan." Keheningan ini telah menjadi epidemi tersendiri, yang menghalangi diagnosis dan pengobatan dini terhadap kondisi yang mendasarinya.

Dr. Manjula Anagani, Penerima Penghargaan Padma Shri, Direktur Klinis, HOD CARE Vatsalya, Institut Wanita dan Anak, Ginekologi Robotik, Rumah Sakit CARE, Banjara Hills, Hyderabad, menjelaskan perbedaan antara periode sehat dan tidak sehat dan kapan seseorang perlu mengambil tindakan.

Ketika Rasa Sakit Bukan Hanya Sekadar “Kram”

Banyak perempuan menerima nyeri haid sebagai sesuatu yang harus mereka hadapi. Kram dalam jumlah tertentu memang wajar, tetapi nyeri yang terus-menerus muncul kembali dengan intensitas sedemikian rupa sehingga membutuhkan tablet untuk meredakannya, atau membuat seseorang membolos sekolah atau kerja, bukanlah hal yang normal. Seringkali, nyeri seperti ini menandakan masalah seperti endometriosis, adenomiosis, atau bahkan infeksi panggul. Endometriosis sangat umum—sekitar satu dari sepuluh perempuan mungkin mengalaminya—tetapi masih luput dari perhatian. Salah satu alasannya adalah perempuan dikondisikan untuk menoleransi rasa sakit dan menjalaninya, alih-alih mempertanyakannya atau mencari pertolongan medis.

Dokter mendorong perempuan untuk melihat rasa sakit sebagai cara tubuh memberi sinyal ketidaknyamanan. Jika siklus menstruasi Anda membuat Anda terbaring di tempat tidur atau tidak dapat beraktivitas, hal itu bukanlah sesuatu yang bisa "ditoleransi"—melainkan panggilan untuk evaluasi medis.

Pendarahan Berat: Lebih dari Sekadar Ketidaknyamanan

Masalah lain yang sering terabaikan adalah perdarahan menstruasi yang berat, juga disebut menoragia. Jika seorang wanita perlu mengganti pembalut setiap satu atau dua jam, melihat gumpalan darah yang besar, atau terus mengalami perdarahan selama lebih dari seminggu, hal ini patut diwaspadai. Perdarahan seperti ini tidak hanya tidak nyaman — seiring waktu, perdarahan ini dapat menguras cadangan zat besi dalam tubuh dan menyebabkan anemia. Wanita kemudian mungkin merasa sangat lelah, pusing, atau bahkan sesak napas.

Penyebab perdarahan berlebih beragam—mulai dari fibroid dan polip rahim hingga ketidakseimbangan hormon dan gangguan tiroid. Pada wanita perimenopause, perdarahan berlebih juga bisa menandakan perubahan prakanker atau kanker di rahim. Evaluasi sederhana—USG, tes darah, dan terkadang biopsi—dapat menentukan apakah suatu kondisi terdeteksi sejak dini atau dibiarkan berkembang tanpa disadari.

Siklus Tidak Teratur: Bendera Merah yang Terabaikan

Banyak wanita mengabaikan menstruasi yang tidak teratur sebagai tanda peringatan. Perubahan kecil sesekali memang tidak berbahaya, tetapi jika siklus menstruasi sering tidak teratur, hal itu dapat mengindikasikan masalah seperti PCOS, gangguan tiroid, atau kegagalan ovarium dini. PCOS, khususnya, semakin sering terjadi pada wanita muda saat ini dan dapat menyebabkan masalah seperti jerawat, rambut wajah berlebih, penambahan berat badan, dan kesulitan hamil.

Sayangnya, banyak wanita yang mengaitkan ketidakteraturan siklus menstruasi dengan "stres" atau "perubahan gaya hidup", sementara mereka mengabaikan fakta bahwa siklus menstruasi yang tidak teratur dan terus-menerus dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang, termasuk peningkatan risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular.

Peran Stigma dan Keheningan

Mengapa begitu banyak perempuan yang tahan dengan gejala-gejala ini? Jawabannya terletak pada stigma dan pengondisian sosial. Sejak kecil, banyak anak perempuan tumbuh dengan pesan bahwa menstruasi adalah sesuatu yang harus dirahasiakan. Di beberapa rumah, topik ini dianggap tabu, membuat perempuan muda berpikir bahwa diam adalah hal yang wajar. Saat mereka dewasa, banyak yang sudah menerima keyakinan bahwa rasa sakit atau pendarahan hebat hanyalah sesuatu yang harus ditanggung.

Mematahkan kesunyian ini sama pentingnya dengan perawatan medis. Menciptakan ruang aman—di rumah, di sekolah, dan di tempat kerja—di mana perempuan dapat membicarakan pengalaman mereka tanpa rasa malu sangatlah penting.

Pilihan Pengobatan Modern: Kesembuhan Sudah Dekat

Kabar baiknya adalah kini terdapat banyak cara efektif untuk mengatasi masalah ini. Perawatan yang tepat bergantung pada penyebabnya dan dapat meliputi:

  • Obat-obatan yang mengatur hormon, mengurangi pendarahan, atau meredakan nyeri.
  • Pilihan invasif minimal seperti histeroskopi atau laparoskopi dapat digunakan untuk mengangkat fibroid, polip, atau pertumbuhan endometriotik.
  • Penyesuaian gaya hidup, terutama bagi wanita dengan PCOS, di mana pola makan, aktivitas fisik, dan pengendalian berat badan memainkan peran penting.
  • Pilihan lanjutannya mencakup alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang melepaskan hormon, yang menawarkan kelegaan tahan lama dari menstruasi berat.
  • Kuncinya adalah jangan menunda. Mencari pertolongan medis sejak dini dapat mencegah gejala memburuk dan mengurangi risiko komplikasi di kemudian hari.

Seruan untuk Perempuan: Dengarkan Tubuh Anda

Menstruasi adalah bagian alami dari kehidupan, tetapi rasa sakit yang terus-menerus atau perdarahan hebat bukanlah hal yang wajar. Jika kram, siklus menstruasi yang tidak teratur, atau aliran darah yang deras mengganggu hari-hari Anda, menemui dokter bukanlah kelemahan—melainkan langkah untuk merawat diri sendiri. Setiap perempuan berhak hidup tanpa rasa sakit dan kekhawatiran yang berkepanjangan. Sebagai dokter, seruan kami sederhana: jangan menganggap normal apa yang tidak normal. Dengarkan tubuh Anda, cari perawatan yang tepat waktu, dan ingatlah bahwa ada solusi yang efektif. Menstruasi seharusnya bukan epidemi yang diam-diam; melainkan percakapan terbuka tentang kesehatan, martabat, dan kesejahteraan.

Tautan Referensi

https://www.tv9english.com/lifestyle/the-silent-menstrual-epidemic-why-women-must-not-normalise-abnormal-periods-article-10873086.html