icon
×

Digital Media

Gangguan tidur yang jarang diketahui dan menguras energi ini bisa saja memengaruhi jutaan orang, menurut penelitian

16 Desember 2023

Gangguan tidur yang jarang diketahui dan menguras energi ini bisa saja memengaruhi jutaan orang, menurut penelitian

Penelitian neurologis menunjukkan bahwa kondisi langka yang menyebabkan kelelahan di siang hari, meskipun tidur cukup, lebih umum terjadi daripada yang diyakini sebelumnya.

Temuan terbaru dari American Academy of Neurology menjelaskan hipersomnia idiopatik, suatu kondisi yang dikaitkan dengan kelelahan luar biasa di siang hari, tantangan saat bangun tidur, dan kebingungan saat terbangun.

"Kami memeriksa data dari studi tidur berskala besar dan menemukan bahwa kondisi ini jauh lebih umum daripada perkiraan sebelumnya dan sama lazimnya dengan beberapa kondisi neurologis dan psikiatris umum lainnya, seperti epilepsi, gangguan bipolar, dan skizofrenia," ujar penulis studi Dr. David T. Plante dari University of Wisconsin–Madison kepada The New York Post. 

Studi ini menganalisis data tidur siang dan malam dari 792 individu, dan mengungkapkan bahwa 1.5% populasi (12 orang) menunjukkan gejala hipersomnia idiopatik. Hal ini membantah anggapan sebelumnya bahwa kondisi ini hanya memengaruhi 0.005 hingga 0.3% individu, sebagaimana dilaporkan oleh Sleep Disorders Australia.

Dr TLN Swamy, konsultan senior – kedokteran paru, Rumah Sakit CARE, Banjara Hills, Hyderabad, mendefinisikan hipersomnia idiopatik sebagai gangguan tidur yang ditandai dengan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan peningkatan kebutuhan tidur meskipun mendapatkan tidur malam yang cukup atau lama.

"'Idiopatik' berarti penyebabnya tidak diketahui. Penderita hipersomnia idiopatik sering mengalami kesulitan bangun pagi dan mungkin kesulitan untuk tetap waspada dan berkonsentrasi di siang hari," ujar Dr. Swamy kepada indianexpress.com dalam sebuah wawancara.

Kondisi ini dapat dipahami sebagai gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan otak untuk mengatur siklus tidur-bangun, jelasnya. Berbeda dengan hipersomnia lainnya (rasa kantuk berlebih), hipersomnia idiopatik tidak memiliki penyebab mendasar yang jelas seperti apnea tidur atau narkolepsi.

Bagaimana cara mendiagnosisnya?

Diagnosis hipersomnia idiopatik melibatkan riwayat medis yang lengkap, catatan tidur, dan berbagai studi tidur (polisomnografi dan tes latensi tidur ganda), menurut Dr. Swamy. Diagnosis biasanya dibuat ketika penyebab potensial lain dari rasa kantuk berlebih telah disingkirkan, dan kriteria spesifik untuk hipersomnia idiopatik terpenuhi.

Gejalanya dapat berupa tidur malam yang berkepanjangan, kesulitan bangun, dan rasa kantuk terus-menerus di siang hari meskipun sudah tidur siang, katanya.

Bagaimana cara mengelolanya?

– Mengelola hipersomnia idiopatik bisa jadi menantang, dan pilihan pengobatannya terbatas. Obat stimulan, penyesuaian gaya hidup, dan tidur siang terjadwal mungkin direkomendasikan. Namun, respons terhadap pengobatan dapat bervariasi, dan apa yang berhasil untuk satu individu mungkin tidak efektif untuk individu lainnya.

– Menetapkan rutinitas tidur yang konsisten, menjaga gaya hidup sehat, dan mengelola stres juga dapat berkontribusi pada manajemen gejala yang lebih baik.

Jika Anda menduga Anda memiliki gejala hipersomnia idiopatik atau gangguan tidur apa pun, penting untuk berkonsultasi dengan profesional perawatan kesehatan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan panduan tentang strategi penanganan yang tepat.

Tautan Referensi

https://indianexpress.com/article/lifestyle/life-style/new-sleep-disorder-affecting-millions-9068524/