icon
×

Nyeri Betis

Nyeri betis adalah keluhan umum yang memengaruhi banyak orang, menyebabkan ketidaknyamanan dan membatasi mobilitas. Intensitasnya bisa ringan hingga berat dan sering terjadi saat beraktivitas fisik atau di malam hari. Memahami penyebab nyeri betis dan cara meredakannya dapat membantu Anda mengelola kondisi ini secara efektif & mencegahnya mengganggu kehidupan sehari-hari. Mari kita pahami gejala nyeri betis, potensi penyebabnya, dan cara efektif untuk mengatasinya. 

Apa itu Nyeri Otot Betis?

Nyeri otot betis mengacu pada rasa tidak nyaman di bagian belakang tungkai bawah, khususnya di area di belakang tulang kering. Nyeri ini dapat bermanifestasi sebagai nyeri tumpul atau sensasi tajam, yang bervariasi pada setiap orang. Betis terdiri dari dua otot utama, gastrocnemius dan soleus, yang bergabung di tendon Achilles dan melekat pada tulang tumit. Rasa nyeri ini dapat berkisar dari nyeri ringan hingga kram parah dan dapat disertai pembengkakan atau kekakuan. 

Penyebab Nyeri Betis

Nyeri betis dapat berasal dari berbagai sumber, mulai dari masalah otot ringan hingga masalah pembuluh darah yang lebih serius, seperti:

  • Penyebab yang berkaitan dengan otot sering kali meliputi kram, tegang otot, dan memar. Kram, atau "kuda Charley", terjadi ketika otot tiba-tiba berkontraksi, menyebabkan nyeri singkat namun hebat. Kondisi ini dapat disebabkan oleh dehidrasi atau aktivitas berlebihan. Ketegangan otot terjadi ketika otot betis terlalu diregangkan, yang berpotensi menyebabkan robekan otot pada kasus yang parah. Memar otot, yang disebabkan oleh pukulan langsung ke otot, dapat menyebabkan memar dan nyeri.
  • Masalah pembuluh darah juga dapat menyebabkan nyeri betis. Klaudikasio, suatu kondisi di mana arteri yang menyempit membatasi aliran darah ke otot, dapat menyebabkan nyeri saat berolahraga atau berjalan. Kondisi ini khususnya umum terjadi pada perokok. penderita diabetes, atau mereka yang memiliki penyakit arteri perifer (PAD). Dalam kasus yang jarang terjadi, trombosis vena dalam (DVT) dapat menyamar sebagai nyeri otot betis. Kondisi serius ini melibatkan pembentukan gumpalan darah di tungkai bawah dan membutuhkan perhatian medis segera.
  • Penyebab potensial lainnya termasuk tendonitis, di mana peradangan pada tendon yang menghubungkan otot betis ke tulang menyebabkan tekanan dan nyeri. 
  • Cedera tendon Achilles, linu panggul, dan neuropati perifer diabetik juga dapat menyebabkan nyeri betis. 
  • Dalam beberapa kasus, varises atau sindrom kompartemen mungkin menjadi penyebabnya.

Gejala Nyeri Betis

Pengalamannya berbeda pada setiap individu, tetapi gejala umumnya meliputi:

  • Nyeri tiba-tiba saat beraktivitas fisik
  • Kekakuan dan kelemahan saat berjalan
  • Kesulitan berdiri dengan jari kaki
  • Pembengkakan atau memar di area yang terkena

Tingkat keparahan nyeri betis dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan:

  • Ringan: Nyeri tajam selama atau setelah beraktivitas
  • Sedang: Nyeri yang menghalangi aktivitas rutin
  • Parah: Nyeri hebat antara tendon Achilles dan bagian tengah otot

Diagnosa

Dokter mendiagnosis nyeri betis melalui pemeriksaan fisik menyeluruh. Mereka menilai apakah otot yang tertarik atau tegang menyebabkan ketidaknyamanan tersebut. 

Dokter mungkin akan memesan muskuloskeletal Pemindaian ultrasonografi (USG) jika masalahnya tampak lebih parah. Pemindaian ini dapat mengidentifikasi berbagai kondisi, termasuk klaudikasio arteri, tendinitis Achilles, masalah fasia plantar, dan trombosis vena dalam (TVD). USG juga memandu terapi injeksi jika diperlukan.

Pengobatan Nyeri Betis

Penanganan nyeri betis bergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa pengobatan rumahan dan teknik perawatan diri dapat meredakan nyeri betis ringan hingga sedang.

  • Metode RICE adalah pendekatan umum untuk mengobati nyeri otot betis:
    • Istirahat: Hindari aktivitas yang memperparah nyeri.
    • Es: Tempelkan kompres dingin ke area yang nyeri selama 20 menit setiap dua jam.
    • Kompresi: Gunakan perban untuk mengurangi pembengkakan.
    • Elevasi: Jaga agar kaki tetap terangkat, sebaiknya di atas ketinggian jantung.
    • Untuk kram otot, peregangan atau pemijatan ringan pada betis dapat membantu. Jika kram berlanjut atau sering terjadi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
    • Obat pereda nyeri yang dijual bebas (OTC) dapat membantu mengelola nyeri dan peradangan.
  • Untuk cedera yang lebih parah, seperti tegang otot atau tendonitis Achilles, dokter mungkin menyarankan:
    • Terapi fisik
    • Gips atau sepatu bot lunak untuk imobilisasi
    • Latihan ringan seperti mengangkat betis (setelah nyeri mereda)
  • Dalam kasus masalah pembuluh darah seperti klaudikasio, pengobatannya dapat meliputi:
    • Modifikasi diet untuk mengurangi asupan natrium, kolesterol, dan gula
    • Program latihan
    • Obat untuk tekanan darah, kolesterol, dan manajemen diabetes
    • Berhenti merokok
  • Untuk kondisi serius seperti trombosis vena dalam atau sindrom kompartemen, intervensi medis, termasuk pembedahan atau pengobatan tertentu, mungkin diperlukan.

Kapan Saya Harus Bertemu Dokter?

Meskipun nyeri betis sering kali tidak berbahaya, gejala-gejala tertentu memerlukan perhatian medis segera. 

  • Seseorang harus menghubungi dokternya jika melihat adanya perubahan warna pada tungkai, telapak kaki, atau jari kaki, seperti kulit pucat atau kebiruan. 
  • Masalah dengan pergerakan atau berjalan juga memerlukan evaluasi medis. 
  • Jika seseorang mengalami nyeri betis yang parah atau tiba-tiba, terutama tanpa penyebab yang jelas
  • Pembengkakan di betis atau di mana saja di tungkai bawah 
  • Kaki bengkak disertai kesulitan bernafas 
  • Tiba-tiba tidak dapat berdiri atau memberikan tekanan pada kaki
  • Nyeri betis setelah duduk dalam waktu lama, terutama setelah perjalanan panjang dengan mobil atau pesawat

Pencegahan

Mencegah nyeri betis melibatkan penerapan beberapa strategi untuk menjaga kesehatan otot & mengurangi risiko cedera, termasuk: 

  • Mobilitas yang teratur membantu menjaga otot pergelangan kaki dan betis tetap fleksibel. Ini termasuk latihan peregangan dan menggerakkan sendi secara maksimal. 
  • Istirahat di antara latihan memungkinkan otot untuk memperbaiki dan tumbuh, sehingga mengurangi kemungkinan tegang.
  • Pemanasan yang tepat sebelum berolahraga dan pendinginan setelahnya akan melemaskan otot dan mencegah cedera di masa mendatang. 
  • Mengenakan alas kaki yang tepat selama aktivitas fisik, terutama berlari atau joging, memberikan dukungan yang diperlukan untuk kaki dan betis.
  • Dehidrasi sering menyebabkan kram otot, jadi minum banyak air selama dan setelah aktivitas fisik sangat penting. 
  • Pendekatan bertahap disarankan bagi mereka yang baru mulai berolahraga atau meningkatkan intensitas latihan. Peningkatan aktivitas yang tiba-tiba dapat menyebabkan cedera, jadi mengikuti rencana latihan terstruktur atau berkonsultasi dengan pelatih dapat bermanfaat.

Pengobatan Rumahan untuk Nyeri Otot Betis

Beberapa pengobatan rumahan yang efektif untuk nyeri betis dapat membantu meredakan nyeri betis. Metode RICE adalah pendekatan umum untuk meredakan nyeri secara instan. Pengobatan rumahan lainnya meliputi:

  • Mandi garam Epsom dapat bermanfaat. Menambahkan garam Epsom ke air mandi hangat menghasilkan larutan kaya magnesium sulfat, yang bertindak sebagai elektrolit. Merendam kaki dalam campuran ini membantu mengatur sinyal saraf, mengurangi peradangan dan pembengkakan.
  • Mengompres otot betis dengan bantal pemanas beberapa kali sehari dapat meningkatkan aliran darah, membantu mengeluarkan zat-zat penyebab peradangan. Metode ini membantu merelaksasi otot yang tegang dan mempercepat penyembuhan.
  • Peregangan ringan dan foam rolling juga dapat meredakan nyeri. Meregangkan otot betis secara perlahan dan stabil membantu memanjangkan serat otot dan mengurangi rasa sakit. Foam rolling selama kurang lebih 20 menit dapat mempercepat penyembuhan jaringan dan mengurangi pembengkakan otot.
  • Nutrisi memainkan peran penting dalam pemulihan. Mengonsumsi makanan kaya protein seperti ayam atau ikan, serta pilihan kaya antioksidan seperti delima dan kangkung, dapat membantu pemulihan fungsi otot. 
  • Jus ceri asam, yang secara umum diakui karena khasiat antiperadangannya, dapat membantu mengurangi nyeri otot.
  • Tidur yang cukup sangat penting untuk pemulihan, karena kurang tidur dapat memperburuk peradangan.

Kesimpulan

Kunci mengatasi nyeri betis terletak pada pencegahan dan tindakan cepat. Dengan mengikuti tips dan solusi yang dibahas, seperti pemanasan yang tepat, menjaga hidrasi tubuh, dan menggunakan pengobatan alami untuk nyeri betis seperti metode RICE, Anda dapat mengurangi risiko nyeri betis dan menanganinya dengan lebih baik saat terjadi. Ingat, meskipun banyak kasus nyeri betis tidak berbahaya, dokter harus selalu memeriksakan nyeri yang persisten atau parah untuk memastikan perawatan yang tepat dan mencegah komplikasi serius.

FAQ

1. Kekurangan apa yang menyebabkan nyeri betis?

Kurangnya kalium, natrium, magnesium, vitamin D, dan vitamin B tertentu dapat meningkatkan risiko kram otot. Kekurangan kalsium, yang dikenal sebagai hipokalsemia, juga dapat menyebabkan masalah otot. 

2. Mengapa betis saya sakit di malam hari?

Nyeri betis di malam hari memiliki beberapa kemungkinan penyebab, seperti:

  • Dehidrasi dan kekurangan garam dalam cairan tubuh adalah penyebab paling umum nyeri betis di malam hari.
  • Sirkulasi yang buruk
  • Pembuluh mekar
  • kehamilan  
  • Kompresi saraf 

3. Bagaimana cara meredakan nyeri betis?

Untuk meredakan nyeri betis, cobalah metode RICE: Istirahat, Es, Kompresi, dan Elevasi. Peregangan atau pemijatan betis secara lembut dapat membantu meredakan kram otot. Obat pereda nyeri yang dijual bebas dapat meredakan nyeri dan peradangan. Air kelapa atau smoothie dapat bermanfaat untuk hidrasi dan penggantian elektrolit. Mengompres area yang sakit dengan panas atau dingin juga dapat meredakan nyeri. Terkadang, terapi fisik atau latihan khusus seperti calf raises mungkin direkomendasikan setelah nyeri mereda.

4. Kapan saya harus khawatir tentang nyeri betis?

Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami perubahan warna pada kaki, telapak kaki, atau jari kaki, seperti kulit yang sangat pucat atau kebiruan. Masalah dalam bergerak atau berjalan, nyeri betis yang parah atau tiba-tiba, dan pembengkakan pada betis atau tungkai bawah merupakan alasan untuk berkonsultasi dengan dokter. Jika Anda mengalami trombosis vena dalam Gejala DVT setelah duduk terlalu lama, seperti betis yang bengkak, nyeri, atau kemerahan, segera cari pertolongan medis. Selain itu, disarankan untuk menemui dokter jika nyeri betis berlanjut atau memburuk meskipun telah menjalani perawatan di rumah.

5. Apakah nyeri betis serius?

Meskipun nyeri betis seringkali tidak berbahaya dan disebabkan oleh masalah-masalah kecil seperti tegang otot atau kram, terkadang nyeri betis dapat mengindikasikan kondisi yang lebih serius seperti klaudikasio, trombosis vena dalam (DVT), sindrom kompartemen kronis, dan emboli paru.

Hubungi Kami


+91
* Dengan mengirimkan formulir ini, Anda setuju untuk menerima komunikasi dari CARE Hospitals melalui panggilan, WhatsApp, email, dan SMS.

Masih ada pertanyaan?

Telepon

+ 91-40-68106529

Temukan Rumah Sakit

Perawatan di dekat Anda, Kapan Saja